

Pada saat ini, Demo yang dilakukan oleh pekerja otomotif United Auto Workers (UAW) di Amerika Serikat (AS) masih berlanjut dan telah memasuki hari ke-18. Demonstrasi ini memiliki dampak yang signifikan terhadap sejumlah perusahaan terkait, termasuk General Motors dan Ford Motor, yang baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan.
Dalam pengumuman resminya, Ford mengkonfirmasi bahwa sekitar 330 pekerja akan dirumahkan di pabrik Chicago Stamping dan Lima, Ohio Engine. Sementara itu, General Motors juga mengumumkan PHK terhadap 130 pekerja di Parma, Ohio Metal Center, dan 34 pekerja di Marion, Indiana Metal Center. Total keseluruhan mencakup 500 pekerja yang akan kehilangan pekerjaan mereka, melibatkan empat pabrik perusahaan di kawasan Midwestern.
Penting untuk dicatat bahwa ini bukan kali pertama PHK telah terjadi sebagai akibat dari pemogokan yang sedang berlangsung. Pekan sebelumnya, General Motors bersama perusahaan otomotif lainnya, Stellantis, juga terpaksa melaksanakan PHK terhadap sekitar 2.300 pekerja sebagai dampak dari situasi yang sama. Demonstrasi buruh otomotif di AS telah menimbulkan dampak yang signifikan pada industri otomotif di negara tersebut, dengan perusahaan-perusahaan besar terpaksa mengambil langkah-langkah sulit yang melibatkan pemutusan hubungan kerja sebagai upaya mengatasi tantangan yang dihadapi. Situasi ini menunjukkan kompleksitas perundingan antara serikat pekerja dan perusahaan otomotif dalam mencari solusi yang memadai untuk berbagai masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian, pengembangan lebih lanjut dalam kasus ini akan menjadi fokus perhatian baik dari para pekerja maupun pemangku kepentingan industri otomotif di AS.
Demo Sudah Terjadi Sejak September 2023
Penting untuk mencatat bahwa demonstrasi buruh di industri otomotif AS telah berlangsung sejak bulan September, dengan serikat pekerja mengajukan tuntutan kontrak baru yang mencakup sejumlah perubahan signifikan. Tuntutan tersebut termasuk tuntutan kenaikan gaji per jam sekitar 40%, pengurangan jam kerja hingga 32 jam per minggu, serta peralihan kembali ke dana pensiun tradisional. Selain itu, serikat pekerja juga menginginkan penghapusan tingkat kompensasi dan pemulihan penyesuaian biaya hidup (COLA), peningkatan tunjangan pensiun, serta tambahan tunjangan liburan dan cuti keluarga.
Gedung Putih mencoba turun tangan dalam mediasi antara serikat pekerja dan perusahaan otomotif, yang dipimpin oleh Presiden AS, Joe Biden. Namun, upaya mediasi tersebut tidak berhasil menghasilkan kesepakatan yang memadai. Ford mengomentari tuntutan serikat pekerja dengan menyatakan bahwa jika tuntutan tersebut diterapkan, biaya tenaga kerja yang terkait dengan UAW Ford akan meningkat secara signifikan, yang akan jauh melebihi biaya tenaga kerja pada pesaing seperti Tesla, Toyota, dan produsen mobil asing lainnya di AS yang tidak memiliki representasi serikat pekerja.
Dampak dari demonstrasi tersebut juga terlihat dalam laporan finansial perusahaan. Menurut JPMorgan, General Motors (GM) mengalami kerugian sekitar US$191 juta, sementara Ford mengalami kerugian sekitar US$145 juta akibat pemogokan tersebut. Anderson Economic Group juga memperkirakan kerugian total selama dua minggu pertama demonstrasi mencapai sekitar US$3,9 miliar, yang mencakup biaya upah, pemasok, dan dampak pada pelanggan.
Situasi ini mencerminkan ketegangan antara serikat pekerja otomotif dan perusahaan otomotif di AS, serta dampak yang signifikan pada industri otomotif dan ekonomi AS secara keseluruhan. Mungkin diperlukan lebih banyak upaya dan negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para pekerja dan perusahaan otomotif.