Kayatogel Kakekpro Rajaslotter Permai99 QQOnline303 Pusatslot Ghacor
Lembaga Perkreditan Bocorkan Hal Ini Bikin Bisnis Kredit Makin Gurih

Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) di Indonesia, aktif berpartisipasi dalam International Committee on Credit Reporting (ICCR) 2023, sebuah konferensi yang mengumpulkan para pemimpin dan ahli di bidang pelaporan kredit dan teknologi keuangan dari seluruh dunia. Rawuh Ivan Irawan, Direktur Teknologi Informasi CBI, berbagi pandangan tentang pentingnya penggunaan data alternatif dalam pelaporan kredit, terutama dalam konteks keterbatasan data kredit yang ada di Indonesia. Menurutnya, data alternatif seperti data utilitas, Telco, data rental, verifikasi penghasilan, e-commerce, investasi, dan lainnya menjadi semakin relevan dalam memberikan akses pembiayaan kepada sebagian besar populasi yang belum memiliki data kredit atau memiliki data kredit yang terbatas.

Pendekatan penggunaan data alternatif ini menjadi sangat signifikan di Indonesia, mengingat data kredit yang saat ini hanya mencakup sekitar 70% dari populasi yang membutuhkan akses pembiayaan. Dengan adanya data alternatif, Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan seperti CBI dapat mengakomodasi calon debitur yang belum memiliki riwayat kredit yang kuat atau yang sebelumnya tidak tercakup dalam sistem perbankan. Dengan demikian, data alternatif menjadi sumber informasi berharga yang dapat mendukung keputusan kredit yang lebih inklusif dan memperluas akses pembiayaan kepada masyarakat yang lebih luas di Indonesia. Melalui partisipasinya dalam ICCR 2023, CBI berkontribusi dalam memajukan diskusi dan inovasi dalam industri pelaporan kredit, yang memiliki dampak positif pada ekonomi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Mempunyai Tantangan Tersendiri

Ivan Irawan, Direktur Teknologi Informasi CBI, menyoroti bahwa penggunaan data alternatif dalam pelaporan kredit memiliki potensi manfaat besar, namun juga membawa risiko yang perlu dikelola dengan hati-hati. Risiko tersebut meliputi akurasi, kualitas, legalitas, privasi, dan kepatuhan. Integrasi data alternatif dengan data kredit yang ada juga merupakan tantangan, sehingga diperlukan pemantauan yang lebih intensif untuk memastikan bahwa informasi yang dihasilkan dari data alternatif adalah andal. Ivan Irawan menekankan pentingnya transparansi terkait sumber data dan persetujuan dari pemilik data sebagai upaya untuk meminimalkan risiko ini. Selain itu, implementasi UU PDP (Perlindungan Data Pribadi) menjadi pekerjaan tambahan untuk memastikan keabsahan penggunaan data alternatif.

Selain itu, Ivan Irawan juga menyoroti pentingnya kerjasama dari berbagai pihak terkait, termasuk regulator, dalam memajukan penggunaan data alternatif dalam pelaporan kredit. Ia mengungkapkan bahwa dukungan dan kerjasama dari seluruh pihak, termasuk regulator, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan utama penguatan Credit Report, yaitu memperluas inklusi keuangan dan memberikan akses pembiayaan bagi semua segmen masyarakat, baik yang bankable maupun yang masih unbankable.

Agus Subekti, Direktur Utama CBI, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan untuk berpartisipasi dalam ICCR 2023 dan mengapresiasi acara tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga keselarasan antara inovasi dan inklusi keuangan dalam penggunaan data alternatif. Keikutsertaan Credit Bureau Indonesia dalam ICCR 2023 mencerminkan komitmen perusahaan ini untuk melanjutkan praktik pelaporan kredit yang bertanggung jawab dan aman, serta berperan penting dalam pengembangan dan inovasi pelaporan kredit di Indonesia. CBI terus menjunjung standar tertinggi dalam privasi dan keamanan data, sambil mendukung perkembangan inklusi keuangan di Indonesia dan sektor keuangan secara lebih luas.

You Might Also Like